Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Damai Itu Indah ... Kawan! Buktikan Saja ...

BOS RINGO - Damai Itu Indah ... Kawan! Buktikan Saja ... Sebuah Catatan Ringan dari Si Bos.
Dor... Suara pistol terdengar... Api... Api... Kata orang sambil teriak-teriak... Lari... Selamatkan diri... Yang lain juga berteriak demikian... Apa yang sedang terjadi? Ternyata suara dor tadi keluar dari pistol polisi untuk melerai pertengkaran antar dua kelompok. Sementara Api ada dimana-mana karena terjadi kebakaran karena ulah dua kelompok tadi. Rumah penduduk setempat pun menjadi korban keributan tersebut. Yang lainnya yang tidak tahu sebab awal kerjadian, berusaha berlarian untuk menyelamatkan diri.
Damai Itu Indah ... Kawan! Buktikan Saja ...

Cerita diatas hanyalah sebuah ilustrasi. Meskipun demikian, pernah terjadi ditengah-tengah kita. Coba ingat-ingat kejadian yang telah lalu. Ilustrasi tersebut persis sama. Lalu muncullah dibenak saya, ada apa sebenarnya. Kenapa hal itu bisa terjadi. Apa pasalnya (gaya orang medan nih).

Awal Mula Keributan
Bila kita simak lebih dalam dan kita cermati, hal-hal yang membuat keributan tersebut di awal dari beberapa hal di bawah ini.

Sifat Egoisme
Mementingkan diri sendiri, tanpa memikirkan orang lain bisa mendorong seseorang untuk melakukan keributan. Ketika sifat egois ini muncul, maka apapun yang dilakukan orang (tentunya yang benar dan baik-baik) adalah salah.

Ketika Anda berada disebuah lingkungan atau kelompok tertentu. Anggaplah anda adalah bawahan, pernahkah anda bertanya setiap tindakan yang dilakukan oleh kelompok anda adalah untuk kepentingan orang lain diluar kelompok, atau untuk kepentingan kelompok, atau malah kepentingan bos anda.

Tidak Ada Kerendahan Hati
Ketika pertikaian muncul, tidak adanya rasa rendah hati. Selalu berpikiran bahwa sayalah yang paling benar. Yang lainnya tidak.

Iri dan Dengki
Iri sama dengan dengki. Ketidaksukaan melihat orang lain berhasil. Bukannya mencontoh dan meminta saran dari orang yang berhasil agar berhasil juga. Melainkan iri melihatnya.

Kecewa
Kekecewaan sering muncul dalam diri kita. Bahkan terlalu sering kecewa muncul dalam setiap hubungan. Ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, kita merasa kecewa. Dan tidak menerima kenyataan yang ada.

Tidak Mempercayai Orang lain
Curiga terhadap orang lain, Curiga kepada hal-hal yang baru muncul. Apapun yang dikatakan orang lain adalah tidak benar. Yang benar adalah diri sendiri.

Kesombongan dan Angkuh
Sesuatu yang kita miliki, barang (harta), pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya. kita anggap bukanlah titipan Tuhan. Melainkan sesuatu kesombongan. Ini yang harus kita singkirkan.

Buanglah Sifat-Sifat Tidak Baik
Saya percaya kepada Tuhan, ketika kita membuang sifat-sifat yang tidak baik di atas, maka perbedaan yang ada di dalam kita bukanlah menjadi pemicu keributan.

Berbeda Itu Indah Kawan
Coba kita bayangkan (hal kecil saja) apa enak bila kita menjumpai bunga hanya berwarna merah saja. Harusnya ada putih, biru, hijau, cokelat. Pohon saja ada 3 warna. Contohnya Mangga: Batang pohon berwarna cokelat, Daun pohon berwarna Hijau. Bunga atau Buahnya bila matang akan berwarna kuning atau orange kemerah-merahan.

Contoh yang lain, Rumah. Coba bayangkan bila rumah itu terbuat dari kayu saja. Atapnya kayu (cepat busuk dan lapuk). Bila tidak ada pondasi yang terbuat dari batu dan Besi, rumah akan cepat runtuh. Soo... harus ada atapnya yang terbuat dari seng atau tehel, pintu rumah dari kayu, pondasi rumah dari batu dan besi, jendela kadang dikasih kaca biar lebih menarik.

Sama halnya dengan kita manusia. Berbeda-berbeda peran yang kita miliki. Ada pejabat, pns, karyawan, buruh, petani, nelayan, pilot, sopir, kondektur, model, artis, dokter, tentara, polisi, presiden, anggota dewan, bos, anak buah, kaya, miskin dan lain-lain sebagainya.

Kita harus beda satu sama lain. So... indah bukan. Agama kita berbeda, its oke. Agamamu ya agamamu. Agamaku ya agamaku. Kita sama, satu yaitu Manusia Ciptaan Tuhan. Apalagi kita satu Bangsa, Bangsa Indonesia. Kita punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. Ada Batak, Jawa, Dayak, Sunda, Aceh, Padang, Nias, Makassar, Papua, Betawi, Cina, Madura, NTT, Ambon, Bugis, dan lain suku-suku (masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan).

Bila saya menonton acara budaya lain (kebenaran saya Batak), menarik sekali. Dalam hati saya muncul pikiran "Oh... begini toh acaranya...". So... kenapa kita tidak saling menghargai satu-sama lain.

Kesimpulan
Buanglah jauh-jauh sifat-sifat yang tidak baik tersebut. Mari kita besama-sama membangun negeri ini. Ingat satu hal... Berbeda itu Indah... Bhinneka Tunggal Ika. Salam. Tuhan Memberkati. [BRB]

Post a Comment

0 Comments