Akun Twitter @Farah_Gazan (Twitter) |
Apa yang dilakukan Farah menuai simpati ribuan pengikut, pesannya juga diposting ulang di Twitter -- terutama setelah ia mengisahkan teror yang ia rasakan malam itu, saat ia berada di dalam kamar, sementara roket-roket membombardir Gaza. Langit merah membara.
"Aku mungkin mati malam ini," tulis dia.
Remaja perempuan itu memposting ekspresi kemarahannya, video api dan asap hitam akibat ledakan di langit malam, suara bom dan rudal yang menggelegar saat melesat di udara, menghantam target yang sama sekali tak bisa diduga -- rumah warga, RS, masjid, pemakaman, jalan raya, sekolah PBB yang digunakan sebagai lokasi pengungsian, tepi pantai, warung tempat orang nonton bola, atau taman tempat anak-anak sedang bermain.
Sejumlah orang meragukan validitas Twitter Farah, sementara lainnya meminta ia terus mengaktifkan akun media sosialnya.
"Mari kita berharap, ia bisa melewati malam ini dengan selamat," kata pengguna Twitter, Christina Greig, seperti dimuat News.com.au, Selasa (29/7/2014)
Farah Baker diketahui telah menggunakan situs mikroblog tersebut untuk menceritakan hidupnya di Gaza sejak 2012.
Sudah 1.087 orang Palestina tewas akibat agresi militer Israel yang agresif. Mayoritas adalah warga sipil termasuk anak-anak tak berdosa.
Sebelumnya, PM Israel Benyamin Netanyahu menegaskan Israel harus siap melakukan operasi dalam waktu yang lama di Gaza. Dengan dalih tujuan merusak jaringan terowongan tercapai.
"Kita akan terus bertindak agresif ... hingga misi kita untuk melindungi warga, tentara, dan anak-anak berhasil," kata Netanyahu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak Klik segera dihentikannya kekerasan di Gaza. "Atas nama kemanusiaan, kekerasan harus dihentikan," kata dia.
Sumber: Liputan6.com
0 Comments
Thank you for your comment, I hope you get something from the presentation of this blog.
Tinggalkan Jejak Bos-Bos di Kolom Komentar. Biar Kita Saling Berbagi Pengalaman