Ad Code

Ticker

6/recent/ticker-posts

Fenomena Apartemen: Dari Sentral Menuju Satelit

BOS RINGO - Fenomena Apartemen: Dari Sentral Menuju Satelit. Berawal sebagai alternatif hunian di kota besar, apartemen di Indonesia kini mulai merambah kawasan satelit, seperti yang terjadi di kawasan Jabodetabek. Namun, masih kuatnya pemahaman tradisi masyarakat Indonesia yang lebih mantap jika "menginjak kaki" dan masih tersedianya lahan luas, kerap timbul pertanyaan: 

Apa iya, kita sudah butuh Apertemen?

Fenomena Apartemen: Dari Sentral Menuju Satelit
Ilustrasi Apartemen - Google Image

Untuk saat ini, jawabannya bersifat relatif, tergantung kebutuhan dari setiap orang. Namun diprediksi untuk kedepannya wilayah satelit akan lebih banyak hadirkan hunian vertikal. Apa pasal? Harga tanah semakin hari semakin tinggi. Sementara kebutuhan tempat tinggal tiap tahunnya meningkat. Harga rumah tapak pun kian tak terkejar bagi sebagian orang sehingga hunian vertikal menjadi solusi tepat.

Lagiputa, wilayah satelit kini sudah teramat berkembang, tak ubahnya wajah metropolitan khas area urban. Pusat perbelanjaan dan hiburan lengkap, fasilitas pendidikan memadai, fasilitas perkantoran juga berskala internasional sehingga penghuninya tak perlu lagi selalu berkomuter menuju Ibu Kota.

Setiap apartemen umumnya memiliki segmen pasar tersendiri. Di Yogyakarta, tumbuhnya apartemen tak lepas dari kebutuhan hunuan bagi mahasiswa yang kuliah di area tersebut. Kondisi serupa ditemui di Depok, yang juga banyak menampung pelajar-pelajar asing. Sementara di area Tangerang, dengan posisinya yang dekat dengan jalan tol bandara, juga banyak dituju oleh mereka yang bekerja di maskapai penerbangan atau bekerja di bandara.

Semakin banyaknya apartemen murah yang di tawarkan, juga membawa konsekuensi tersendiri. Namun, sebaiknya tetap perhatikan kredibilitas pengembang yang membangun, lokasi apartemen harus strategis, misalnya dekat dengan pintu tol atau berada di pusat bisnis di kawasan satelit tersebut, dan memiliki fasilitas lengkap dan baik.

Faktor-faktor ini tak lain yang akan kian meningkat di masa mendatang. Ya, kalaupun tak berniat tinggal di rumah jangkung, tak ada salahnya menjadikannya investasi dengan keuntungan yang bisa dipetik berkali-kali.

Referensi: Kompas Edisi Cetak, Kolom Klasika, Hal. 33, 10 April 2014

Post a Comment

0 Comments